Recent Posts

Terima kasih sudah berkunjung,kepuasan anda adalah kebahagian saya

Sabtu, 07 Februari 2015

Judging sapi

logo-vedca2.pngBAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging. 
Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).
Bobot badan sapi merupakan indikator produktivitas ternak yang menjadi salah satu ukuran penilaian keberhasilan manajemen pemeliharaan dan penentu harga sapi. Pendugaan bobot badan sapi pada umumnya hanya berdasarkan nilai ukuran linear tubuh sapi tanpa memperhatikan kondisi tubuh sapi tersebut. Pendugaan bobot badan sapi juga dapat dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus schrool dan rumus modifikasi. Teknik penilaian ternak sangat bermanfaat dalam memilih ternak yang baik sehingga dalam sebuah jual beli tidak ada yang dirugikan.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana cara para blantik melakukan judging dalam penentuan harga sapi di pasar ?
2.      Bagaimana tingkat keakuratan penggunaan rumus school dan modifikasi dalam pendugaan bobot badan sapi ?
3.     Bagaimana cara mengetahui kualitas sapi dari penilaian ekterior?

1.3 TUJUAN       
1.     Mahasiswa dapat menghitung perkiraan bobot badan ternak dengan menggunakan rumus schrool dan modifikasi
2.     Mahasiswa dapat mengetahui kerugian serta keuntungan dari keakuratan penggunaan rumus shcrool dan modifikasi
3.     Mahasiswa mampu menilai kualitas sapi potong dengan penampilan eksterior .
4.     Mahasiswa mampu mengaplikasikan perhitungan perkiraan bobot badan ternak dalam kehidupan sehari – hari





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Penilaian Kondisi Tubuh
Penilaian ternak perlu dilakukan untuk menilai seekor ternak yang memiliki kapasitas berreproduksi dan produksi serta tingkat kesehatan yang normal sesuai dengan bangsa ternak dan daya beradaptasi pada suatu lingkungan tertentu. Didalam praktek ilmu tilik ternak digunakan untuk memilih seekor ternak untuk tujuan tertentu seperti tipe potong/kerja/daging, tipe perah, dan tipe dwiguna.
Penentuan kualitas atau kondisi dari suatu ternak harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
1.     Konstitusi tubuh
Konstitusi tubuh merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. Letak bagian tersebut dibandingkan dengan bentuk yang umum, serta dibandingkan hubungannya dengan bagian lain.
2.     Temperamen
Temperamen adalah sikap atau tingkah laku alami dari seekor ternak, sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada atau tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak. Perbedaan temperamen dapat menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal.
3.      Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh yaitu keadaan sehat atau tidaknya, gemuk atau kurusnya, cacat tubuh atau tidaknya suatu ternak baik cacat genetik maupun cacat yang bersifat mekanik. Kondisi ternak sangat berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal.

2.2 Pendugaan Bobot Badan
Ukuran-ukuran tubuh mempunyai korelasi (hubungan) yang cukup erat dengan bobot badan. Rumus penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh bertolak dari anggapan bahwa tubuh ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang digunakan untuk menduga bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar dada. Berikut adalah Rumus-rumus yang digunakan untuk mengukur bobot badan ternak :
Rumus Schrool
Bobot badan (kg) =   (lingkar dada (cm) + 22)2
                                                100
Rumus Winter
Bobot badan (lbs) =  Lingkar dada (inchi)2 x Panjang badan (inchi)
                                                     300
Rumus Denmark
Bobot badan (kg) = (Lingkar dada (cm) + 18)2
                                                100
Rumus Modifikasi
Bobot badan (kg) = Panjang badan (cm) x Lingkar  dada2
                                                                10840
Metode visual adalah suatu metode yang digunakan untuk menafsir berat badan dengan melihat, mengamati keadaan sapi dengan baik, kemudian kita menafsir berat sapi tersebut. Metode ini perlu kejelian dan latihan yang banyak supaya taksirannya hampir mendekati benar. Dan juga metode ini banyak dipakai oleh para pedagang hewan.

2.3 METODOLOGI PRAKTIKUM
2.3.1 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum tentang pendugaan bobot badan yaitu ternak sapi potong jenis PO.Alat yang digunakan dalam praktikum dasar-dasar sapi perah tentang penilaian kondisi tubuh ternak dan pendugaan bobot badan yaitu alat tulis, pita ukur, dan tali raffia.

2.3.2Cara Kerja
A.   Langkah Kerja :
1.     Mempelajari cara memperkirakan bobot badan sapi dengan menggunakan rumus schrool dan modifikasi.
2.     Mempelajari cara mengamati performance ternak sapi dari penampilan luar.
3.     Menyiapkan alat dan bahan.(pita ukur, pensil,tali raffia, buku dan sapi)
4.     Ternak diukur pada bagian panjang badan dan lingkar dada. Diusahakan sapi tidak banyak gerak untuk keakuratan data.
5.     Mencatat hasil pengukuran pada buku tulis.
6.     Mengamati sapi dari Arah samping, depan, dan belakang.
7.     Mencatat hasil pengamatan pada buku tulis.
8.     Menghitung Perkiraan bobot badan sapi dengan data yang sudah diperoleh.
9.     Menyiimpulkan hasil dari perhitungan dan pengamatan.
10.       Membuat laporan hasil praktikum.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1Hasil
3.1.1 Pengamatan
Dari hasil pengamatan kondisi eksterior ternak sapi diperoleh hasil sebagai berikut :
1.      Penilaian ternak dari arah depan
a. Dahi sapi lebar
b. Bahu lebar, bulat dan berisi
c. Muka sapi panjang dan lebar
d. Dengan lubang hidung besar
e. Permukaan hidung lembab
f.  Mata cerah
g. Kedua kaki depan simetris
2.      Penilaian ternak dari arah samping
a. Ukuran tubuh besar
b. Tubuh harmonis, padat, kuat dan berisi
c. Tulang rusuk ternak tidak terlihat
d. Dada dalam
e. Leher tidak terlalu panjang
f.  Kaki kuat dan sejajar
g. Tubuh luas kebelakang seperti baji gergaji / segitiga
h. Punggung lurus
i.   Bulu halus
3.      Penilaian ternak dari arah belakang
a. Pantat dalam dan lebar
b. Kedua kaki belakang simetris
c. Tubuh atas lebar dan rata
d. Paha rata dan lurus
e. Kaki kuat dan kokoh
            3.1.2 Pengukuran
1.      Hasil pengukuran tubuh ternak yaitu :  lingkar dada = 140 cm, panjang badan = 135 cm.
2.      Hasil pendugaan bobot badan berdasarkan perhitungan yaitu :
Rumus Schrool
Bobot badan (kg) =   (lingkar dada (cm) + 22)2
                                                  100
                                    = (140 + 22)2
                                              100
                                    = (162)2
                                         100
                 = 26244
                                 100
= 262,44kg


Rumus Modifikasi
Bobot badan (kg) =  Panjang badan x LD2
                                           10840
                                    =  134 x(140)2
                                              10840
                                    =  2626400
                                            10840
                                    = 242,28kg



3.2 Pembahasan
                                           I.            Pengukuran
            Mengetahui bobot badan ternak sapi potong adalah hal yang sagat penting untuk diketahui guna melihat kebutuhan pakan ataupun kesehatan ternak. Penimbangan merupakan hal yang paling tepat dalam mengetahui bobot badan ternak, tetapi bobot badan ternak juga dapat diperkirakan atau diduga dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh ternak atau disebut dengan cara manual. Bagian-bagian ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan dalam menduga bobot badan yaitu lingkar dada, tinggi pundak, panjang badan, dalam dada serta tinggi dan lebar kemudi atau pinggul. Ketepatan dalam pengukuran merupakan hal yang paling penting demi kearutan data karena akan berpengaruh pada nilai ekonomi dan bisnis sang peternak.Kesalahan dalam pengukuran merupakan kerugian besar dalam hitungan bisnis peternak.Sehingga apabila menggunakan dengan cara manual seperti ini harus lah benar – benar teliti.

            Bobot badan merupakan hal yang penting berkaitan dalam menghitung jumlah pakan ternak. Berat badan sapi dapat diketahui secara pasti dengan melakukan penimbangan. Akan tetapi, timbangan ternak tidak selalu dapat tersedia, oleh karena itu dapat dilakukan penaksiran atau melakukan pengukuran dihitung menggunakan rumus  Schoorl, Denmark, Winter, dan modifikasi.
            Namun bobot badan ternak dapat diduga dengan mengukur tubuh ternak, ukuran – ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan, dalam dada, serta tinggi dan lebar badan. Akan tetapi yang paling sering digunakan yaitu lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak. Ukuran-ukuran tubuh mempunyai kofrelasi yang cukup erat dengan bobot badan.
            Dari hasil pengukuran dan perhitungan pendugaan bobot badan ternak dengan menggunakan rumus-rumus penduga bobot badan, maka diperoleh hasil pendugaan bobot badan menurut schoorl bobot badan 262,44 kg, pendugaan bobot badan menurut rumus modifikasi 242,28 kg. setelah bobot badan ditaksir maka peternak dapat mengetahui kebutuhan pakan sapi, mulai dari pemberian pakan hiajaun atau dengan memberikan pakan penguat berupa konsentrat untuk meningkatkan bobot badan ternak, pemberian pakan yang diberikan dengan jumlah cukup atau lebih sesuai dengan kebutuhan ternak dalam penggemukan. 
Setelah berat badan sapi diketahui/ditaksir, kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan pakan sapi. Kebutuhan pakan ternak sapi berdasarkan estimasi intake/kebutuhan bahan kering (BK) adalah 2,5 – 3 % berat badan.


2.. Pengamatan
. Dari hasil pengamatan eksterior dari sapi tersebut dapat dibahas bahwa kondisi sapi bila dilihat dari arah depan, samping, maupun belakang tidak ditemukan cacat tubuh / kondisi yang tidak sehat. Sehingga kondisi ternak tersebut ideal dan dan tidak cacat.



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.     Penilaian kondisi tubuh ternak sapi yang diamati adalah tubuhnya besar berbentuk segiempat, dada terlihat dalam, punggung terlihat lurus, leher terlihat tebal, kaki terlihat kuat dan kokoh, bulunya halus, muka atau wajah lonjong dan dahi lebar, bahu lebar dan bulat, tubuh bagian atas lebar dan rata, paha rata lurus.
2.     Pendugaan bobot badan ternak dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rumus yaitu: rumus Schoorl dengan nilai 262,44 kg, rumus modifikasi 242,28 kg.
3.     Dari pengukuran menggunakan rumus schrool dan modifikasi diperoleh selisih 20,16 kg.Hal ini diakibatkan karena ternak kurang tenang dan jumlah ke akuratan masing-masing rumus yang berbeda,dengan menggunakan rumus schrool tingkat ketidak akuratan 22,2 % dan modifikasi 10%.
4.     Dari hasil penilaian kondisi tubuh dan pendugaan bobot badan kita dapat mengetahui kebutuhan pakan ternak dengan bobot badan yang berbeda-beda.
4.2Saran
1.     Untuk mendapatkan data yang akurat, sebaiknya ternak diperlakukan secara baik, supaya ternak bisa tenang.
2.     Untuk meyakinkan hasil pengukuran, sebaiknya pengukuran dilakukan secara berulang – ulang





LAMPIRAN




DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://sapi-bali.com/ di Unduh pada tanggal 6 Desember 2011
Esmay, 1960. Kesehatan Sapi. Kanisus: Yogyakartas
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press
Housebandry. 2009. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis TernakYogyakarta. (Diterjemahkan oleh: Koen Praseno).
Roche. 1975. Pengukuran Berat Badan Ternak berdasarkan Performance. Yogyakarta: Dinas       Peternakan    Provinsi DIY.
Subronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Sugeng, Y. B. 2000. Ternak Potong dan Kerja. Edisi I. CV. Swadaya : Jakarta







untuk kejelasnnya
Klik disini http://downloads.ziddu.com/download/24359818/JUDGING-SAPI.docx.html

3 komentar:

  1. mens titanium rings | iTanium-arts.com
    mens titanium titanium welding rings titanium white fennec from 2016 ford fusion energi titanium the best suppliers of high quality products. This thinkpad x1 titanium metal gold titanium alloy ring can be used to create a wide range of products for every

    BalasHapus
  2. 1xbet - No 1xbet Casino | Live dealer casino online
    1xbet is a gri-go.com reliable septcasino.com casino site that offers a great casino games from the 1xbet app best software providers for https://febcasino.com/review/merit-casino/ the regulated gambling markets. Rating: 8/10 · ‎Review by a Tripadvisor user · ‎Free · ‎Sports

    BalasHapus